Kegiatan Mentoring dan TA dalam Pendampingan dan Peorganisasian Kelompok Konstituen untuk Opersional Posko Pengaduan dan Layanan Komunitas Tingkat Kelurahan di Kota Parepare melalui Pemetaan dan pengorganisasian Tingkat Kelurahan (penguatan Layanan Berbasis Komunitas) yang merupakan tindkalanjut dari Porgram live-inn Inklusi BaKTI. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari di Café MCorner Parepare, 8-9 Mei 2025.

Kegiatan pertemuan ini menghadirkan pemangku kepentingan Kelurahan Watang Soreang dan Kelurahan Wattang Bacukiki serta Dinas Sosial dan DP3A, yang bertujuan untuk menindaklanjuti penguatan Layanan Berbasis Komunitas (LBK) Kelompok Konstituen terkait penyedian layanan untuk korban kekerasan dan perlindungan sosial, dan membahas draft mekanisme penanganan korban kekerasan dan perlindungan sosial ditingkat kelurahan.

Ibrahim Fattah, Direktur YLP2EM, menekankan bahwa lembaganya berperan sebagai pemberi aspirasi dan stimulan.” Dilingkungan masyarakat banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan, dan ini yang perlu kita cegah ditangani. Kami mendorong agar masyarakat dapat mengakses langsung dan mendapat perlindungan dari Tindakan kekerasan,” ujarnya.
Lanjut Ibrahim menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari Upaya Inklusi sosial, dengan fokus memberikan hal yang setara kepada seluruh masyarakat terutama dalam perlindungan perempuan dan anak.

Sementara itu , Abd.Samad Syam, Koordinator program Inklusi YLP2EM, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari pelatihan bagi Program Oficier (PO) dan Asisten Program (AP) dalam Program Inklusi BaKTI melalui Live-inn. “ada dua LBK-KK Studi (piloting) yang kami fokuskan, LBK-KK Bahagia Kelurahan Watang Soreang Kecamatan Soreang dan KK. Ikhlas Kelurahan Wattang Bacukiki Kecamatan Bacukiki Kota Parepare,” jelas Samad.
Draft mekanisme penanganan korban kekerasan dan perlindungan sosial yang dibahas dalam pertemuan ini, akan ditindaklnjuti dengan pertemuan koordinasi Bersama stakeholder kelurahan dan SKPD Terkait terutama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan Dinas Sosial (Dinsos) sebagai leading sektor. “Program studi ini memiliki beberapa tahapan, mulai dari pemetaan kebutuhan, analisis hasil pemetaan kebutuhan, pembahasan draft mekanisme, hingga penerbitan SK.Lurah terkait mekanisme penanganan korban kekerasan dan perlindungan sosial,”ungkapnya.

Melalui inisiatif YLP2EM-BaKTI berharap dapat meningkatkan system perlindungan bagi perempuan dan anak korban kekerasan ditingkat komunitas, serta memperkuat akses masyarakat terhadap layanan perlindungan yang dibutuhkan. Kegiatan ini difasilitasi oleh Tim Inklusi-YLP2EM.
Kegiatan ini dihadiri 48 peserta selama dua hari ( 26 perempuan; 22 Laki-laki), Pendamping LBK-KK, Stakeholder Kelurahan, SKPD Terkait (DP3A dan Dinsos), dan media serta Tim Inklusi-YLP2EM.