Aksi Kolektif Memperingati Hari Kartini

Kegiatan Aksi Koletif dengan memperingati Hari Kartini difasilitasi Program Inklusi-YLP2EM mitra BaKTI Bersama Pemda dan Organisasi Perempuan. Kegiatan dibuka oleh Wakil Walikota Parepare, Hermanto di Gedung Auditorium Bj. Habibie Rumah Jabatan Walikota Parepare, 23 April 2025. Aksi Kolektif ini diawali dipandu oleh protokoler sekretariat daerah kota Parepare dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menyampaikan kepada peserta yang hadir kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama antara pemerintah kota dengan leading sektor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan program inklusi.

Hermanto, Wakil Wali kota Parepare dalam sambutannya menyampaikan bahwa aksi kolektif ini bertujuan menghidupkan semangat emansipasi, keberanian dan pemikiran perempuan Indonesia. Lebih lanjut Hermanto mengatakan bahwa RA Kartini tampil sebagai Cahaya perubahan membawa harapan baru bagi kaum perempuan di Kota parepare, semangat Kartini harus terus digalakkan. Kita ingin melihat perempuan Parepare menjadi kelompok dalam Pembangunan baik sebagai pendidik, pelaku ekonomi, maupun penjaga budaya. Kemudian Wakil Wali Kota membuka kegiatan Aksi Kolektif memperingati Hari Kartini dengan Tema “memperkuat kepemimpinan perempuan terhadap isu kesetaraan, kekerasan dan perubahan iklim” dihadapan undangan Forkopimda, Jajaran pemerintah daerah, perwakilan kelompok rentan, organisasi perempuan dan media.

Sementara Direktur YLP2EM, Ibrahim Fattah dalam sambutannya, menekankan pentingnya akses bagi perempuan untuk mengambil peran di masyarakat. Saat ini perempuan memiliki kepemimpinan yang setara, perempuan punya hak sama ubtuk berperan baik diramah public maupun demostik. Ibrahim juga mengingatkan tentang pandangan inklusif RA Kartini dalam menyetarakan peran perempuan melalui pendekatan GEDSI (Gender Equality, Disability dan Sosial Inclusion). Lebih lanjut Ibrahim juga menyinggung soal perbauahn iklim dan mengajak masyarakat untuk berperan aktif. Kita sudah sangat meraksana efeknya, Dimana tiba-tiba hujan, tiba-tiba panas, karena itu mari kita berperan untuk mengurangi pemanasan global dengan cara memilah sampah organik dan non organik.

Pada Aksi Kolektif kali ini, mengundang Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare, dr. Arfiah Tasming selaku narasumber (pembicara utama) dengan materi tentang ”Peran dan fungsi PKK dalam mendukungkemajuan perempuan dan keluarga”. Ibu Walikota Parepare ini, menegaskan bahwa RA Kartini adalah symbol perjuangan perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. “saat ini perempuan sudah mengambil peran penting dalam kepemimpinan, ini tidak lepas dari perjuangan RA Kartini ini, PKK adalah wadah strategis bagi perempuan untuk memberdayakan diri dalam segala aspek,” jelasnya.

Kegiatan aksi kolektif ini difasilitasi oleh Andi Nhilawati yang menyatakan kegiatan aksi kolektif bertema memperkuat kepemimpinan perempuan sangat penting karena perempuan memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat yang adil, aman, dan berkelanjutan. Pertama, dalam isu kesetaraan, perempuan masih sering menghadapi hambatan struktural di berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, dan politik. Aksi kolektif membuka ruang bagi perempuan untuk meningkatkan kapasitas, memperjuangkan hak-haknya, serta mendorong kebijakan yang lebih inklusif. Kedua, terkait kekerasan berbasis gender, aksi kolektif menjadi wadah penting untuk menyuarakan pengalaman perempuan, membangun solidaritas, dan memperkuat gerakan perlindungan serta pemulihan korban. Kepemimpinan perempuan dalam isu ini memastikan bahwa solusi yang diambil berakar dari pengalaman nyata korban dan mendorong perubahan sosial yang lebih berkeadilan. Ketiga, dalam menghadapi perubahan iklim, perempuan sering kali berada di garis depan dampaknya, terutama di komunitas rentan. Aksi kolektif memperkuat suara perempuan dalam pengambilan keputusan tentang lingkungan, mendorong inovasi berbasis komunitas, dan memastikan bahwa kebijakan iklim mempertimbangkan keadilan gender. Secara keseluruhan, aksi kolektif ini bukan hanya tentang memperjuangkan hak perempuan, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih kuat, adil, dan resilien (kemampuan bersama mengatasi perubahan sosial). Kepemimpinan perempuan menjadi kunci untuk menghadirkan perubahan yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Aksi Kolektif ini di kemas dalam bentuk Pertunjukan Parodi dari dua Kelompok Konstituen (KK. Kartini dan KK. Bahagia) untuk memparodikan permasalahan Kasus kekerasan dan Perlinsos serta perubahan iklim. Model pertunjukannya yakni tudang sipulung di mana untuk Isu perubahan iklim KK. Kartini Kelurahan Cappa Galung berperan sebagai Walikota, Kepala Dinas (PUPR, dan DLH), Lurah, Kepala RT, Kader Posyandu, Ketua Tim PKK Kelurahan, warga, lansia dan nelayan di Kampung Kartini. sementara KK. Bahagia Kelurahan Wattang Soreang menampilkan isu kekerasan dan mempertunjukan Keberadaan LBK-KK dalam penanganan kasus kekerasan dan Perlinsos di kampung Bahagia. Dimana KK berperan sebagai Lurah, staf Dinsos, dan Kanit PPA Polres, pendamping LBK-KK, RT/RW, warga, dan kelompok rentan. Pertunjukan ini sangat menarik dan mengundang canda dan tawa dengan Bahasa khusus dialek bugis oleh ibu-ibu KK selaku pemain peran.

Selanjutnya dari hasil Pertunjukan tersebut fasilitator meminta Ketua Organisasi Perempuan baik berbasis nasional maupun keagamaan, Kepala UPTD PPA, yang mewakili Kanit PPA Polres, dan SKPD terkait khususnya DP3A, Dinsos dan Dinkes serta komunitas sebagai Penanggap terhadap pertunjukan tersebut. Secara pandangan umum Penanggap, memberikan apresiasi dengan pertunjukan KK yang sangat aspiratif dan innovative. Salah satu Penanggap yakni Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Parepare, Hj. Zaenab Syamsuddin mengatakan bahwa Peringatan Hari Kartini, Tidak seperti biasanya dalam bentuk ceremonial (upacara) dengan memakai Kebaya dan terimakasih YLP2EM-BaKTI mendesain Parodi ini.
“ini benar adanya, apa yang dipertunjukan meskipun dalam bentuk Parodi, namun kenyataan terjadi dilingkungan kami dan mungkin juga terjadi dilingkungan lain, seperti genangan air, sampah berserakan sehabis hujan serta KdRT, Perkawinan anak dan masalah bantuan sosial yang tidak tepat sasaran,” ungkapnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *